Aku, dan Bagian Kekanak-kanakan Dalam Diriku

Sabtu, 31 Desember 2011
 
 
 
Akhir akhir ini aku seperti anak kecil. Bisa tiba tiba menangis hanya karena hal sepele. Seperti  ketika balon yang sedang mereka genggam erat pecah tanpa aba aba karena tekanan udara di sekitarnya. Mereka merasa itu akhir dari kebahagiaan. Mereka merengek meminta kembali balon itu menjadi utuh, bukan meminta sebuah balon yang baru.


Mereka ingin yang itu, balonnya yang telah rusak. Walau pun orang dewasa di sekitarnya mengiminginya mainan yang lebih mahal dan bagus, mereka tidak peduli. Rasa memiliki mereka pada sesuatu begitu tinggi. Mereka memperlihatkan kesetiaan mereka dengan tangisan. Mata mereka berkaca kaca. Mereka terluka.


Tetapi ketika kesedihan mereka meredup, mereka tak lagi akan menangisi hal yang sama untuk ke dua kali. Anak anak, mereka total pada luka mereka, sekali dan kemudian kembali bahagia. Dan aku, aku begitu mirip mereka. Aku begitu mudah menangis, tetapi begitu mudah baikan.


Tetapi apa kamu tahu, hal hal sepele itu, kesedihan kesedihan itu, mereka seperti siang dan malam. Mereka rutin menghampiriku akhir akhir ini. Mereka seperti terjadual dengan baik. Mungkin, Tuhan tengah mengatur ulang jadual kebahagiaanku. Dan aku, hanya harus lebih bersabar .


Terkadang aku sering berpikir mengapa aku bisa sedemikian kanak kanak dalam menghadapi kesedihan. Apa karena aku memang terbiasa seperti itu? Atau hanya karena aku tak punya waktu berlama lama dengan mereka? Tak paham juga apakah ini hal baik atau buruk, aku hanya menjalaninya saja. Dan biasanya semua akan baik baik saja pada akhirnya, atau bila itu tidak berakhir baik pun, aku akan menganggapnya baik baik saja dengan mudah kemudian.


Yah, memikirkan mereka lama lama juga toh bukan ide baik. Mereka ada, hanya tak perlu begitu dipikirkan. Fokus saja pada yang baik, yang masih bisa membuatmu tertawa walau hanya sekedar di dalam hati. Kebahagiaan kebahagiaan kecil yang seperti bintang, yang mampu mengukir senyum tipis di tengah kegelapan kamarmu saat menjelang tidur. Aku memiliki kebiasaan mencoba mengingat hal baik sebelum tidur, mendoakan mereka yang kusayangi dan mengatakan “Aku mencintaimu Tuhan, karena Engkau satu satunya Dzat yang pasti cintanya”.


Lalu membaca doa favoritku, doa sebelum tidur. Doa yang paling pertama mampu kuhapal ketika aku masih begitu kecil. Aku begitu menyukai arti dari doa itu, mereka berbunyi; 

“Dengan namaMu ya Allah hidupku dan dengan namaMu pula ya Allah matiku.”

Dan aku, terkadang aku berpikir apa yang akan kamu lakukan bila kamu jadi aku. Atau apa yang akan kamu lakukan, bila kamu tengah bersamaku. Kamu mungkin akan memeluk, walau aku tengah tak memiliki cukup keinginan untuk memeluk kembali. Entah karena kasihan atau sayang. Tapi kurasa itu karena kamu peduli. Ya, mungkin saja.

Karena kamu yang masih mau memeluk, adalah manusia yang hangat, yang di hatinya masih tersisa perhatian untuk seseorang yang butuh kekuatan.

Yang dengan membayangkan pelukanmu saja, aku bisa merasa hangat di atas ubin dingin ini.

Mandi Hujan

Selasa, 20 Desember 2011

Maafkan Saya, Bu..

Hari ini Saya seperti kembali lagi menjadi seorang anak kecil yang ikut berhiporia menyambut hujan. Haha.. Saya mandi hujan hari ini.

Menulis ini sebenarnya sambil senyum-senyum sendiri. Malu pada umur. Malu pada masa lalu karena sempat di olok tetangga tidak puas akan masa kecil. Biarlah. Karena Saya menikmati proses hujan hari ini. Sudah bertahun-tahun sejak Saya kelas 3 SD. Uummmph.. Sudah berapa tahun ya?  Mungkin sudah 13 tahun yang lalu Saya bermandi hujan. Haha..

Sebelum memutuskan mandi hujan tadi Saya sempat memikirkan ibu. Mengingat betapa beliau akan sangat marah jika mengetahui Saya melanggar larangannya. Tapi, ingatan itu begitu saja lenyap ketika sepupu Saya Bella menarik Saya untuk ikut bergabung dengannya yang sudah duluan mandi hujan.

Seperti ada kebahagiaan sendiri. Menggapai hujan. Memeluknya dengan sangat erat. Hah. Tak terucapkan bagaimana bahagianya Saya.

Dan sekarang. Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian. Barulah Saya merasakan kebenaran yang dikatakan Ibu dulu. Ampuni Saya, BU. Dingin sekali. Saya demam. Saya tak kan mengulanginya lagi. Lain kali, Saya akan mencintai hujan dengan lebih bijaksana lagi.

Bandar Lampung, 20 Desember 2011
Anakmu yang menyebalkan

Ini Kamar Ku


Sebenarnya malu menulis ini. Ini kamarku. Berantakan dan penuh dengan ketidak teraturan. Bahkan cenderung jauh dari kesan rapi. Tidak ada yang spesial disini. Tempat tidur tunggal, lampu tidur, karpet, peta (simbol of my education), dan satu buah kursi tempat aku biasa melepas lelah setelah pulang kerja dan beraktivitas. :)

Pemilihan warna yang tidak serasi. Eyang yang ngotot warna kamarku hijau. Dan aku yang selalu ingin tempat tidurku bernuansa biru abu abu. Namun selalu nyaman berada disini. Merebahkan diri di tempat tidur, sambil buka buka lagi sms yang belum sempat ku baca atau sambil mengakses internet adalah hal yang paling menyenangkan.

Kamar ini hanya akan rapi saat hari sabtu dan minggu. Saat aku melepas semua lelahku, dan ingin bermanja-manja dengan kamar ini. Selepas hari itu, ya akan seperti ini. hahaha.. Malu rasanyah.. Aku kan perempuan. heee..

Satu-satunya yang special dari kamarku hanyalah jendela besar yang menghadap ke halaman samping. Dari dalam kamar ini, aku selalu dapat menikmati hujan. Menikamati setiap tetes yang semesta berikan kepada bumi dan aku. :)

Ini kamarku. "Kamar yang tak pernah rapi", begitu kata eyang ku. Tapi selalu nyaman buatku.

Hujan Turun - Sheila On 7




tak ada waktu tuk menjelaskan
tak sangka ini kan datang
tiap liku berbagi hidup
sejenak melepas lelah
kau tinggalkan diriku

reff:
waktu hujan turun
di sudut gelap mataku
begitu derasnya
kan ku coba bertahan

ingat kembali yang terjadi
tiap langkah yang kita pilih
meski terkadang perih
harapan untuk yang terbaik
sekeras karang kita coba
tetap kau tinggal diriku

repeat reff [2x]

tak akan ku halangi
walau ku tak ingin kau pergi
kan ku bangun rumah ini
walau tanpa dirimu [2x]

repeat reff [2x]

bertahan

Singkatan Yang Kadang Buat Kita Gag Keren

Minggu, 18 Desember 2011


Biar gag terlihat gag gaul, kita harus tahu apa arti dari singkatan-singkatan yang sering bikin kita terlihat Kepo tuu.. yuuk marii..


AFAIK -- As Far As I Know.

AFK -- Away From Keyboard.

ASAP -- As Soon As Possible.

BAS -- Big A** Smile.

B4 --Before.

BBL -- Be Back Later.

BBN -- Bye Bye Now.

BBS -- Be Back Soon.

BEG -- Big Evil Grin.

BF -- Boyfriend.

BIBO -- Beer In, Beer Out.

BRB -- Be Right Back.

BTW -- By The Way.

BWL -- Bursting With Laughter.

C&G -- Chuckle and Grin.

CICO -- Coffee In,Coffee Out.

CID -- Crying In Disgrace.

CNP -- Continued (in my) Next Post.

CP -- Chat Post(a chat message).

CRBT -- Crying Real Big Tears

CSG -- Chuckle Snicker Grin.

CYA -- See You (Seeya).

CYAL8R -- See You Later (Seeyalata).

CUL8R -- See You Later.

DLTBBB -- Don't Let The Bed Bugs Bite.

EG -- Evil Grin.

EMSG -- Email Message.

FC -- Fingers Crossed.

FTBOMH -- From The Bottom Of My Heart.

FYI -- For Your Information.

FWIW -- For What It's Worth.

GAL -- Get A Life.

GF -- Girlfriend.

GFN -- Gone For Now.

GMBA -- Giggling My Butt Off.

GMTA -- Great Minds Think Alike.

GR8 -- Great.

GTSY -- Glad To See You.

H&K -- Hug and Kiss.

HABU -- Have A Better 'Un.

HAGN -- Have A Good Night.

HAGU -- Have A Good 'Un.

HHIS -- Hanging Head in Shame.

HUB -- Head Up Butt.

IAE -- In Any Event.

IC -- I See.

IGP --I Gotta Pee.

IMNSHO -- In My Not So Humble Opinion.

IMO -- In My Opinion.

IMCO -- In My Considered Opinion.

IMHO -- In My Humble Opinion.

IOW -- In Other Words.

IRL -- In Real Life.

IWALU -- I Will Always Love You.

IWO -- In Other Words.

JMO -- Just My Opinion.

JTLYK -- Just To Let You Know.

KIT -- Keep In Touch.

KOC -- Kiss On Cheek.

KOL -- Kiss On Lips.

L8R -- Later.

L8R -- G8R Later 'Gater.

LHM -- Lord Help Me.

LHO -- Laughing Head Off.

LHU -- Lord Help Us.

LMAO -- Laughing My A$$ Off.

LMSO -- Laughing My Socks Off.

LTNS -- Long Time No See.

LOL -- Laugh Out Loud.

LSHMBB -- Laughing So Hard My Belly is Bouncing.

LSHMBH -- Laughing So Hard My Belly Hurts.

LSHTTARDML -- Laughing So Hard The Tears Are Running Down My Leg.

LTNS -- Long Time No See.

LTS -- Laughing To Self.

LUWAMH -- Love You With All My Heart.

LY -- Love Ya.

MTF -- More To Follow.

NRN -- No Reply Necessary.

NADT -- Not A Darn Thing.

OIC -- Oh, I See.

OL -- Old Lady (significant other).

OM -- Old Man (significant other).

OTOH -- On The Other Hand.

OTTOMH -- Off The Top of My Head.

PDS -- Please Don't Shoot.

PITA -- Pain In The Ass.

PM -- Private Message

PMFJI -- Pardon Me For Jumping In.

PMP -- Peed My Pants.

POAHF -- Put On A Happy Face.

QSL -- Reply QSO -- Conversation.

QT -- Cutie.

ROFL -- Rolling On Floor Laughing.

ROFLAPMP -- ROFL And Peeing My Pants.

ROFLMAO -- ROFL My A** Off.

ROFLMAOAY -- ROFLMAO At You.

ROFLMAOWTIME -- ROFLMAO With Tears In My Eyes.

ROFLUTS ROFL -- Unable to Speak.

RTFM -- Read The Fucking Manual!.

SETE -- Smiling Ear To Ear.

SHID -- Slaps Head In Disgust.

SNERT -- Snot-Nosed Egotistical Rude Teenager.

SO -- Significant Other.

SOT -- Short Of Time.

SOTMG -- Short Of Time Must Go.

SWAK -- Sealed With A Kiss.

SWAS -- Scientific Wild A** Guess.

SWL -- Screaming with Laughter.

SYS -- See You Soon.

TA -- Thanks Again.

TGIF -- Thank God It's Friday.

TCOY -- Take Care Of Yourself.

TILII -- Tell It Like It Is.

TNT -- Till Next Time.

TOY -- Thinking Of You.

TTFN -- Ta Ta For Now.

TTYL -- Talk To You Later.

WAS -- Wild Ass Guess.

WB -- Welcome Back.

WTH -- What/Who The Heck/Hell (or sub an 'F' for the 'H'.

YBS -- You'll Be Sorry.

YG -- Young Gentleman.

YL -- Young Lady YM -- Young Man.

Dua Langkah Kecil - Art Wedding

Sabtu, 17 Desember 2011
dua langkah kecil berjalan bersama menapak
dua langkah kecil bertemu
dua langkah kecil menyusuri waktu melewati hutan menembus belukar di antara pohon menghirup udara menghirup udara

dua langkah kecil berjalan bersama menapak
dua langkah kecil bertemu
dua langkah kecil menyusuri waktu menuruni lembah melewati sungai berhenti sejenak menghapus dahaga menghapus dahaga

berjalan terus berjalan
hingga sampai ke bulan
bergerak terus bergerak
ikut awan berarak

dua langkah kecil berjalan bersama menapak
dua langkah kecil bertemu
dua langkah kecil menyusuri waktu sampailah di pasar bertemu handai taulan berpegangan tangan lalu berpelukan lalu berpelukan lalu berpelukan

berjalan terus berjalan
hingga sampai ke bulan
bergerak terus bergerak
ikut awan berarak

Alasan Seorang Ibu

Jumat, 16 Desember 2011



Aku melangkah tergesa. Tak sabar rasanya supaya segera sampai di rumah. Dalam benakku tergambar senyum mengembang di bibir Ayah. Membayangkan senyum Ayah kedua kakiku semakin gesit berloncatan.
“Aku menang lomba menulis cerpen, yah,” ucapku begitu menginjak teras sambil memamerkan piala di tanganku.

Ayah menurunkan koran yang sedang dibacanya lalu menatapku sebentar, setelah itu membaca lagi. Melihat wajah datar Ayah senyum di bibirku surut. Bergegas aku masuk rumah, mencari ibu.
“Ibu,” panggilku. Tidak ada jawaban.
“Ibu,” ulangku.
Masih bisu. Kucari ke kamar, tak ada, kamar mandi kosong, di dapur pun aku juga tak menemukan ibu. Kutinggalkan dapur lalu masuk ke kamar. Kutaruh piala kuning keemasan itu di atas meja belajarku. Kurebahkan tubuh di kasurku yang empuk sambil memejamkan mata. Tapi baru beberapa menit aku rebahan telingaku mendengar suara ibu sayup-sayup dari luar.
“Dira mau hadiah apa, sayang?”
“Dira mau dibelikan sepeda motor,” suara Dira, kakakku.
“Keinginanmu nanti ibu sampaikan pada ayah,” sahut ibu.
“Dengan atau tanpa persetujuan ayah, pokoknya Dira harus punya motor,” Dira ngotot.
Pelan-pelan kuseret langkah ke luar kamar.
“Ibu, dari mana?” tanyaku.
“Dari BCS, Ran. Kakakmu juara satu lomba fashion di BCS,” kata ibu dengan mata berbinar.
Aku tersenyum sambil mengucapkan selamat ke Dira, kakakku.
“Itu apa?” tanya ibu melihat piala di atas meja belajarku.
“Rani juara dua lomba menulis cerpen antar pelajar, Bu.” kataku.
Ibu diam.
“Boleh di pajang di lemari depan ga, Bu?”
Ibu menggeleng, “Disimpan di kamar saja. Lemari depan khusus tempat piala-piala milik kakakmu,” tegas ibu.
Ada perih di ujung hatiku.
Beberapa hari setelah kejadian itu aku membawa satu tas besar pakaian untuk menginap di rumah Intan, teman sekelasku. Jarak rumah Intan hanya beberapa meter dari sekolah.
“Sudah bilang sama ibumu mau nginap di sini?” tanya Intan.
Aku menggeleng, “Ibu tidak akan kehilangan meskipun aku mati.” jawabku agak ketus.
“Jangan bicara seperti itu.”
“Ibu baru akan ribut kalau Kak Dira yang hilang. Kalau aku sih, mungkin tidak perduli.”
“Jangan terus kau pupuk cemburumu itu.”
“Aku tak akan cemburu andai mereka tak pilih kasih.”
“Mungkin seperti itu cara mereka menyayangi kalian.”
“Entahlah, aku tak mengerti.” kataku malas.
Aku membalikkan tubuh memunggungi Intan. Diam-diam kuseka mataku yang basah.
Seperti dugaanku ibu tak peduli meski aku tak pulang berhari-hari. Ayah pun tak risau meski anak gadisnya tak memberi kabar.
“Tante, saya minta izin untuk tinggal di sini satu minggu lagi, boleh?” kataku setelah beberapa hari berselang kepada ibunya Intan.
“Tante sih boleh saja. Tapi Rani kasih kabar dulu ke orangtua, ndok..,” kata Ibunya Intan lembut dengan logat jawanya.
Aku hanya tersenyum, dan pergi menemui Intan.
“Tan, senang ya punya ibu seperti ibumu. Andai ibuku seperti ibumu.” kataku.
“Kok kamu bilang gitu Ran? Tidak boleh membandingkan orangtua sendiri.”
“Yah, memang itu kenyataannya.”
“Kamu ga kabari orangtuamu dulu?”
“Ah, mereka saja tidak perduli kok.”
Melihat keras kepalaku Intan hanya menggeleng tak bersuara. Aku bertekad akan pulang jika ibu menjemput dan memintaku pulang dengan penuh kelembutan. Seperti yang ibu lakukan beberapa tahun yang lalu terhadap Kak Dira, saat gadis itu ikut kemah bersama organisasi pramukanya di tengah hutan. Saat berhari-hari Kak Dira tak pulang ibu luar biasa panik. Kemudian ibu meminta ayah menyusul Kak Dira. Ketika tiba di rumah Kak Dira disambut bagai ratu, syukuran besar-besaran lagi-lagi digelar karena tak terjadi apa-apa terhadap gadis tinggi semampai itu.
Saat ingatanku menerobos ke masa lalu tiba-tiba handphoneku bergetar, nomor rumah. Aku sangat berharap kalau itu ibu yang menelepon memintaku agar pulang.
“Ibu masuk rumah sakit, Non,” terdengar suara Bik Warsih, pembantu di rumah kami.
“Kapan? Kenapa?” tanyaku panik bertubi-tubi.
“Sejak dua hari yang lalu…”
“Kenapa aku baru dihubungi sekarang, Bik…?” potongku.
“Nomor non Rani tidak bisa dihubungi dari kemarin.”
Aku menelan ludah pahit. Menyesal mematikan handpone selama dua hari ini. Begitu teleponnya ditutup aku langsung bergegas ke rumah sakit diantar Intan.
Saat tiba di ruangan ICU kulihat tubuh ibu dibalut selang infuse. Aku menangis melihat kondisi ibu.
“Ibu sakit apa, Yah?” tanyaku pada ayah yang memegangi lengan ibu.
“Dua hari yang lalu kaki ibu terpeleset saat mau ke luar kamar mandi.”
“Lalu…” kejarku tak sabar.
Ayah diam sambil menyeka matanya yang basah. Aku menunggu.
“Kepala ibu pecah, darah menyembur, dokter bilang ibu harus dioperasi. Tetapi sejak dioperasi ibu belum sadar sampai sekarang.”
Aku merinding mendengarnya.
Sekarang sudah memasuki minggu kedua, tapi kondisi ibu tidak ada memperlihatkan perkembangan berarti.
Hari ini aku yang menunggu dalam ruang ICU. Kugenggam jemari tangan ibu yang hangat erat-erat. Pelan tangan itu bergerak. Aku tersentak. Kulihat bibir ibu juga bergerak. Seperti mengeluarkan suara meski tak jelas. Kudekatkan telingaku ke bibir ibu.
“Rani,” ucap ibu lirih.
Aku tak yakin pada pendengaranku.
Hening. Aku semakin mendekatkan telingaku, menunggu suara wanita yang ada di depanku ini memanggilku lagi. Tapi mulut itu tak lagi bersuara. Namun rasa gembira tetap menyergapku.
“Dimana Dira dan ayahmu?” ibu bertanya tiba-tiba.
“Mereka di luar, biar Rani…” gegas aku beranjak dari pembaringan ibu.
“Jangan!” cegah ibu.
Aku berbalik, bingung.
“Saat ini ibu ingin berdua saja denganmu.”
Aku mendekat. Menduga-duga. Kulihat wanita itu menarik nafas panjang.
“Ibu tahu kamu cemburu pada Dira. Ibu tak pernah merayakan apapun saat kamu meraih sesuatu.”
Sunyi sesaat.
“Ketahuilah, Nak. Biaya syukuran itu mahal, itulah sebabnya ibu hanya membuatnya untuk Dira,” kata ibu dengan mata berkaca-kaca.
Aku diam saja, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut ibu.
“Jika perhatian ibu lebih besar pada Dira karena menurut ibu Dira tak sekuat kamu, Ran. Ibu tahu kalau kamu adalah anak yang kuat.”
“Ibu menyayangiku?” tanyaku dengan suara bergetar.
Ibu tak segera menjawab. Seketika aku merasa aku melontarkan pertanyaan yang bodoh. Pelan wanita itu bangkit seraya memelukku, “Tak ada orang tua yang tak sayang kepada anaknya, apalagi anaknya itu membanggakan.” ucap ibu diantara isaknya.
Meski semula enggan, pelan-pelan aku membalas pelukan ibu. Aku melepaskan rindu karena sudah lama tidak dipeluk oleh Ibu seperti ini. Beberapa saat tak ada suara. Kurasakan ibu semakin mempererat pelukannya. Lama. Namun saat aku melepas pelukan, kudapati ibu tak lagi bergerak. Tubuhnya mulai terasa dingin. Dan aku pun kembali memeluk tubuh yang dingin itu dengan berurai air mata.
“Rani sayang ibu.. Ibu.. Maafkan Rani.” isakku

Aku Bukan Anak Baik Untuk Ibuku




Aku tak kan mengecewakanmu, Bu. Aku ini kakak.
Aku hanya ingin adik2 ku mendengarkan aku. (­_)
Tanpa harus singkuh di hadapanku. Aku sungguh tak gila hormat bu.
Sungguh. Aku hanya ingin dihargai. Aku hanya ingin dianggap kakak oleh adik2 ku. Di perlakukan sebagai sahabat, bukan musuh.
Walaupun aku tahu, mungkin kasih sayangmu tak sebesar dulu untukku. (˘̩̩̩̩̩̩ƪ)
Tapi aku akan selalu sayang ibu. Dan itu akan tetap seperti dulu. :)
Munkin aku sudah membuatmu kecewa.
Tapi itu bukan semata-mata karena aku, Bu. Aku tak pernah bermaksud seperti itu.
Cobalah ibu mengerti. Kami tak selalu satu pikiran. Dan itu yang selalu membuat kami bertengkar. Selalu ada perselisihan. 
Ibu selalu bertanya kepadaku mengapa aku begitu. Aku tak pernah memulai, Bu. Engkau tahu sifatku bukan?
Mengapa tak engkau tanyakan pada adikku, "mengapa ia terus mengusik opini ku?"
Tapi aku tahu. Adik tak pernah salah, dan kakak tak akan pernah benar. Itu proses hidup bukan? Dan akan terus begitu.
Kepercayaanmu ada pada adikku. Bukan aku !

Hujan Selalu Mengingatkanku Pada Ibu



Hujan selalu mengingatkanku pada ibu..


Ibu yang selalu mementingkan kesehatanku. Yang selalu menjagaku. Agar aku bisa selalu bermain dengan teman sebayaku dan tidak meringkuk sakit,  dan terus mengeluh karena demam.


Ibu begitu menyayangiku. Bahkan ketika beliau tahu aku akan bersiap siap hendak mandi hujan bersama teman teman ku pun, beliau dengan sangat galak akan memegang sapu sambil melotot ke arahku dan berubah seketika menjadi orang yang sangat menakutkan. Tapi ibu tidak benar benar jahat. Tujuannya satu. Beliau tidak ingin aku sakit. Tidak ingin aku rewel karena demam.


Ibu.. oh.. ibu..
Pernah suatu kali walau dengan berat hati, ibu mengijinkanku ikut mandi hujan bersama teman-teman setelah aku merengek dan terus merengek tak karuan. Meski mengijinkan aku mandi hujan, ibu tetap mengawasiku dari jauh. Mengharuskanku memakai sandal, jas hujan, dan topi. 

Awalnya aku protes. Mana ada anak yang bermain hujan menggunakan assesoris seperti itu. Meski protes aku tetap menurut. Bagiku, ijin dari ibu saja sudah cukup menyenangkan. Dengan nakal aku berlari berkejaran dengan teman-temanku dibawah hujan. Kulepaskan sandal, jas hujan, dan topi yang dipakaikan ibu tadi. Aku melupakan pesan ibu. Ku biarkan ibu berteriak teriak memarahiku. Memanggilku untuk segera pulang. 

Alhasil, malamnya aku demam. Beliau mengompres keningku dan memberiku multivitamin sambil terus menasehatiku. Dan sejak saat itu aku jera bermain hujan.


Tapi, kejeraan ku bermain dibawah hujan tidak semerta-merta berarti aku tak menyukai hujan. Sejak saat itu aku malah makin jatuh cinta pada hujan. Ibu mengajariku banyak hal tentang hujan. Mengajarkan aku untuk mencintai dari jauh. Mencintai dengan bijaksana. “Tidak semua yang bermain hujan itu, cinta hujan” begitu kata ibu. Sejak saat itu aku selalu gembira jika hujan datang. Memandangnya dari jendela kamar sambil bernyanyi.. “tik tik tik, bunyi hujan di atas genting...” menyenangkan.


Ibu segalanya bagiku. Disaat aku salah sekalipun beliau tetap saja menyayangiku. Merangkulku, sambil menasehatiku bijak.


Terimakasih telah mengajarkan ku banyak hal, Bu. Mengajarkan aku mencintai hujan dengan bijak. Aku sayang ibu.



Bandar Lampung,
Anakmu yang menjengkelkan.

Biar Gag Sakit Hati Setelah Putus

Rabu, 14 Desember 2011



Akhir akhir ini gua sering banget pengen tau tentang gimana rasanyah sakit hati. Secara, terakhir sakit hati 8 tahun yang lalu *sombong. Dan setelah merangkum dari berbagai sumber yang sering banget sakit hati, gua bisa tarik beberapa kesimpulan dan membuat beberapa tips yang jitu banget buat mengindari sakit hati pra patah hati yang lo alami pas baru diputusin mantan..

Yuuk marii..

1.    Hindari Dia Sepenuhnya
Kalo lo adalah orang-orang yang susah ngelupa-in seseorang maka ada baiknya lo harus menghindari semua kontak yg mungkin terhubung ke mantan lo.

2.    Nikmati Sakitnya
Aneh juga kedengarannya, tapi tak apa. Inilah sebuah proses dimana lo sedang berada dalam proses penyembuhan. Apa yang lo dapat dari hal ini adalah kalo lo dapat ngelewatinya maka lo akan menjadi sosok yang tegar dikemudian hari. Lo perlu mendapat pelajaran berharga untuk dapat mengarungi hidup ini kedepannya bahkan lo bisa menjadi lebih bijaksana.

3.    Alihkan Perhatian
Ini adalah pesan yang mungkin sering lo dengar dari orang-orang disekitar lo saat mengalami patah hati. Jangan selalu memikirkan apa yg biasa kalian lakukan. Mendengarkan lagu kesukaannya adalah hal paling buruk jika ingin melupakan sesorang. Betul? Cobalah sekali-kali mencari kegiatan lain yang gak ada hubungannya dengan mantan lo. Itu akan banyak membantu.

4.    Jangan Umbar Cerita
Curhat kepada sesorang mungkin adalah hal tepat untuk melampiaskan perasaan lo. Dan perasaan lo mugkin lebih tenang dan baik. Namun jangan terlalu banyak cerita kepada orang lain, cukup kepada orang yang paling dekat dengan lo. Hal ini dihindari karena kalo lo terlalu banyak umbar cerita tentang kandasnya sebuah cinta sejati.. huhuhuhuuu.. Pasti akhirnya nangis lagi deh..

5.    Dekatkan Diri Dengan Keluarga
Keluarga adalah pihak yang selalu berada dibelakang lo saat kamu kesulitan. Ada banyak cinta di keluarga mereka akan bantu lo ngelupa-innya.

6.    Buang Segala Kenangan
Kalo lo putus sama pacar karena pacar emang brengsek jangan pernah berharap dia kembali lagi sama kamu * buang ke laut aja. Karena dia pasti akan mengulangi hal yang sama dikemudian hari. Bahkan hanya untuk bersenang-senang sementara waktu saja. Maka dari itu buang semua kenangan yang sekiranya akan mengingatkan lo dengan dia.

7.    Santai Saja
Intinya, cinta putus bukan berarti itu akhir dunia bukan? Ada hal lain yang lebih menyenangkan. Putus Nyambung putus nyambung. *kidiing. Anggap saja tidak pernah ada apa-apa antara lo dengan si mantan.

Nah sudah nyimak kan beberapa tips menghindari sakit hati pra putus. Tinggal kembali ke kamu nya sendiri. Mau bertahan sakit hati atau membenahi hidup agar lebih baik lagi. J

Great DJ - The Ting Tings

Jumat, 09 Desember 2011
 
 
 
 
Fed up with your indigestion.
Swallow worries one by one.
Folks got high a quarter to five.
Don't you feel your growing up undone.

Nothing but the local DJ.
Said he had some songs to play.
What went down from this fooling around.
Gave hope and a brand new day.

Imagine all the girls,
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the boys,
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the strings,
Eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee.
And the drums, the drums, the drums, the drums, the drums, the drums,
The drums, the drums, the drums, the drums, the drums, the drums.

Oh
Nothing was the same again.
All about where and when.
Blowing our minds in our life unkind.
You gotta love the BPM.
When his work was all but gone
Remembering how this begun.
We wore his love like a hand in a glove.
His preacher plams it all night long.

Nothing but the girls,
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the boys,
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the strings,
Eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee.
And the drums, the drums, the drums, the drums, the drums, the drums

Imagine all the girls.
Ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the boys,
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the strings,
Eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee.
And the drums,
Ah ah ah ah, ah, ah, ah, oh.

All the girls
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the boys,
Ah ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah.
And the strings,
Eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee, eee.
And the drums, the drums, the drums, the drums

Hujan di Bulan Desember

Kamis, 08 Desember 2011

Aku selalu suka hujan dibulan desember..

Karna selalu mengingatkanku padamu..
Pada setangkai mawar merah jambu yang sengaja kau bawa berjalan kaki hanya untuk mengantarkannya untukku.  Tak bernilai bila dirupiahkan memang. Dan tidak akan bisa dinilai dengan apapun. Sebuah perjuangan yang mampu membuatku luluh lalu benar benar mencntaimu.

Dan itu 8 tahun yang lalu. Berarti, sudah 8 desember yang kita lalui bersama. Banyak kebahagiaan yang seutuhnya kau luapkan padaku. Tidak bisa dibeli dengan apapun. Tidak dengan rupiah atau dollar sekalipun. C:

Semoga kita masih bisa melewati bahyak hujan di bulan desember yang lainnya. . C:
Hujan yang menyenangkan dan penuh cinta.. C:
Bahagia punya kamu..

Special to : Dee Last Luffy

Kisah Klasik Untuk Masa Depan

 
 
 
 
Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

Bersenang-senanglah
Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Kar'na waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua

Reff:
Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah
Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti...

Ke: Reff

Mungkin diriku masih ingin bersama kalian
Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian

Putus Asa




Putus asa ?
Diri ku ?
Huumph...
Begitulah !

Keadaan ini membuat ku berpikir sangat cepat
Membuat ku tak lagi bisa merasa
Bahkan air dengan 100'c pun bisa ku teguk layaknya suhu 6'c

Aku tak lagi bisa bernafas lama seperti mereka
Tak bisa tertawa bahkan menikmati bahagia
Setidaknya hanya itu yg ada dipikirku
Pendek mungkiin
Tapi apa yang bisa kubayangkan dengan kondisi yg menyedihkandh seperti ini ?
Tak ada
Kecuali putus asa !

Mesin Penenun Hujan - Frau



Merakit mesin penenun hujan
Hingga terjalin, terbentuk awan
Semua tentang kebalikan
Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu

Keputusan yang tak terputuskan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita

Kau sakiti aku, kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
 
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan
Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita

Salahku, Sahabatku - Frau



Menjaga hati sahabatku, ku curi waktu untuk bertemu
Rasakan perih sahabatku, membuang waktu untuk cemburu
Terbersit barang sedetik kita jauh
Hilanglah kita jatuh
Terbersit barang sedetik kita jatuh
Kau tersungkur, tersungkur, dan jauh
Lalu ku tersungkur, tersungkur, dan jauh, dan jatuh

Habiskan hati sahabatku, mencari ragu untuk dibunuh
Menangkap nyali sahabatku, mengisi jantung seakan candu
Petik sakit, percayai, sangka baik, takkan sulit
Beri, trima, senyum, hina, sakit, rasa, tawa sahabat

Ciri-Ciri Orang Yang Mungkin Saja Sedang Berselingkuh

Rabu, 07 Desember 2011

Ciri-Ciri Orang Yang Mungkin Saja Sedang Berselingkuh...
Marcella Bakur dan Raymon B. Green dalam buku mereka, mengungkapkan 32 tanda emosional seseorang yang sedang berselingkuh…

1.     Dia lebih perhatian dari biasanya. Ini karena dia merasa bersalah kepada Anda. Namun, perhatian tersebut perlahan-lahan akan berkurang dan akhirnya menghilang setelah perselingkuhan semakin dalam.
2.    Dia mulai menghujani Anda dengan hadiah. Sama seperti poin pertama, ini dilakukannya karena merasa bersalah telah mengkhianati Anda. Dengan memberikan hadiah-hadiah itulah ia berharap bisa mengatasi rasa bersalahnya.
3.    Tingkah lakunya membuat Anda merasa ada sesuatu yang tidak beres. Percayailah instink Anda.
4.    Dia mulai semakin sering memancing pertengkaran. Ini adalah alasannya untuk marah dan pergi menemui kekasih gelapnya.
5.    Selalu membicarakan kemungkinan hub Anda berdua berakhir. Waspada jika dia mulai berkata, "Apa yg kamu lakukan jika hub kita berakhir?"
6.    Dia tampak senang dan bersemangat ketika akan pergi keluar rumah sendirian, dan langsung lesu serta lemas saat berada di dekat Anda.
7.    Dia jarang bicara dengan Anda dan menjadi "dingin" seperti es batu, tidak peduli pada perasaan Anda.
8.    Selera musiknya tiba-tiba berubah. Karena jadi lbh sering mendengarkan musik kesukaan "sang pacar", ia pun jadi ikut menyukai musik tsb.
9.    Merasa Harga dirinya rendah, tapi bukan berarti lalu dia pasti berselingkuh.
10. Dia terus mengkritik orang lain (lawan jenisnya), Anda berpikir bahwa orang seperti itu bukanlah tipenya, pdhl diam-diam dia tertarik.
11.  Dia jadi lebih sering memberi kritik pedas kepada Anda.
12. Emosinya jadi lebih mudah terpancing terhadap komentar Anda, bahkan komentar netral sekalipun.
13. Dia tak lagi memberi perhatian kepada Anda, anak-anak, dan kehidupan keluarga.
14. Dia mulai seperti bermain "petak umpet" saat Anda berada di dekatnya, sering menutup pintu atau pergi menjauh saat bicara di telepon.
15. Dia tak pernah lagi memuji penampilan Anda.
16. Dia mulai berhenti mengucapkan "Aku cinta kamu”.
17. Dia tampak salah tingkah atau tampak merasa bersalah saat Anda melakukan hal baik untuknya.
18. Dia justru menuduh Andalah yang berselingkuh walau tak memiliki bukti yang kuat.
19. Dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman-temannya dibanding bersama Anda.
20.Dia mulai tak berminat membicarakan masa depan perkawinan Anda berdua.
21. Dia tak lagi menunjukkan kasih sayangnya kepada Anda.
22.Dia lebih memilih membaca atau menonton teve dibanding mengobrol atau bercinta dengan Anda.
23.Dia sering membicarakan masalah yang tengah dialami orang lain, terutama pada lawan jenisnya.
24.Dia mulai menggunakan kata-kata humor atau canda serta pendapat yang berbeda dari biasanya, yang tidak mencerminkan dirinya.
25.Dia semakin tidak memperhatikan anak-anaknya. Anak-anak pun merasa ada sesuatu yang salah dengan ayah mereka.
26.Dia seperti menarik diri dan menjauh. Tapi saat Anda menanyakan itu semua, dia tak ingin membicarakannya.
27.Dia tampak tidak berkonsentrasi dan tidak menunjukkan gairahnya saat bercinta.
28.Dia selalu tampak kaget atau bingung setiap bangun pagi. Ini karena tidak yakin di tempat tidur siapa dia terbangun.
29.Anda mendengarnya mengigau menyebutkan nama seseorang (nama Wanita tentunya) lebih dari satu kali.
30.Sahabat dan anggota keluarga Anda sering melihat ketegangan di antara Anda berdua, bahkan jauh sebelum Anda sendiri menyadarinya.
31. Dia mudah sekali merasa "terancam" saat Anda bertanya-tanya tentang beberapa hal kepadanya, dan merasa seperti diinterogasi.
32.Pola tidurnya berubah dari biasanya dan tampak resah.

Walaupun Tanda-Tanda tersebut tidak Menentukan Si Dia Pasti Berselingkuh, namum lebih Baik WASPADA bila sdh ada Gejala2nya.. Satu hal yang pasti banyak orang yg bisa membuatmu tersenyum namun tidak semua bisa membuat hatimu bahagia.