B.E.N.C.I

Jumat, 10 Oktober 2014

Edisi curhatimasakini.. *eh

Dua hari ini full keselnya.. Hmm..

Gara-gara udah sesumbar di blog dan facebook kalo belum pernah gagal buat rotii, akhirnya kejadian juga gagalnya.. Duh duh duh.. Sib nasib.. Hahaha..

Sampai sekarang masih menerka-nerka kesalahannya ada dimana. Semua bahan sudah dirasa fix sesuai dengan yang biasa aku buat. Lengkap !! Hanya sajaaa.. Nah ini dia, tertuduh pertama adalah ragi instan ku.. Hmm.. Tidak asal tuduh sih, tp sepertinya memang "dia" ditambah sedikit kelalaianku.. Hahaha..

Kemarin aku menggunakan ragi yang sudah terbuka dan sudah ku gunakan sedikit untuk membuat pancake. Maklumlah calon emak-emak kan kudu hemat.. Wkwkw.. Karena sayang dibuang, akhirnya kugunakanlah ragi itu.. Dan alhasil.. Rotiku tak mengembang.... Aaaaaaakkkk.. Sedih bukan main.. Kecewa bertubi-tubi deh.. :'(  hiks..

Tapi tenang aja, untuk mengakali agar bisa tetap di konsumsi dan tidak keracunan.. Hehee.. Ku panggang garing deh rotinya.. Alhasil, masih bisa jadi teman minum kopi untuk celup-celup.. Hahaha..

Belum selesai kesedihan karena roti bantat kemarin, hari ini udah ditambah kena seprot babe gara-gara pencet remot TiVi sembarangan yang akhirnya hilang semua gambar-gambarnya. :'(

Bukan sepenuhnya salah ku juga sih.. Awalnya gini, karena baru selesai pindahan, parabola dirumah baru selesai dipasang hari ini. Antena UHF yang biasa aku gunakan, dipindahkan untuk tivi di dapur, tipi di ruang keluarga dipakaikan antena parabola.. Karena babe tidak memberitahu sebelumnya kalo tivi di ruang keluarga sudah menggunakan antena parabola, aku santai aja hendak memindahkan chanel tivi dengan remot yang biasa aku gunakan.. Dan ternyata... Taraaaa.. Gambarnya seketika hilang..

Hiks hiks hiks.... Kena omel deh.. :'(

Padahal aku kan gak sengajaaaa.... Hehehe...

Pusing-pusing, kutinggal tidur ajaalah.. Wkwkw

Proyek Roti Sobek Enyaaaak

Jumat, 19 September 2014

Beberapa minggu ini, hampir setiap 3 hari sekali saya sedang giat-giatnya mencoba resep roti sobek. Dalam bayangan saya, selain resep yang sangat sederhana, roti juga mudah dibuat. Tingkat kegagalan hampir tidak ada. Benar-benar tidak ada (Hehee.. PeDe tingkat dewaa gini)..

Pengalaman pertama hanya terbentur cara menguleni yang benar dan penggunaan putih telur yang salah. Haha.. Karena tidak sabar menguleni adonan, roti buatan saya jadi kurang lembut. Sangat rapat. Cenderung keras. Dan hmm.. Tapi mengembang tinggi.. Wkwkw..

Setelah roti pertama jadi, keinginan untuk terus mencoba semakin membuncah. Akhirnya roti kedua jadi sempurna. Selain sudah lebih sabar. Saya pun menguleni tidak berhenti sampai adonan kalis saja, tapi hingga adonan menjadi elastis. Karena menurut blog teman-teman pencinta roti, adonan roti yang sempurna, adalah adonan roti yang elastis, yang jika di renggangkan tipis sudah tidak sobek.

Pokoknya roti kedua buatanku jadi sempurna. Lembut, mengembang, dan yummy banget.

Memulai adonan ketiga dan keempat saya mulai berkreasi dengan isiiannya. Mulai dari isi kacang hijau kupas, srikaya, coklat, keju, hingga daging ayam..

Dan semua hasilnya sempurnaaa.. Yey...

Yang mau icip-icip roti saya, monggo kerumah aja yaa.. Hahaha..

Pancake Durian nyam nyam

Selasa, 12 Agustus 2014

Kemarin, saya dan adik saya; Winda mencoba membuat pancake durian. Kali pertama. Bermodal nekat setelah ditawari setengah kilo daging durian medan oleh tante Wiwik yang biasa menjual pancake durian.

Karena daging durian yang di tunggu masih belum kunjung datang, kami berinisiatif untuk membuat white creme-nya dulu.  Berbekal creme instan merek foun*an yang tinggal tambah 250ml air dingin dan tinggal mixer. Seeeeeerrr... 6 menit kemudian yihaaaa... Taraaaa.. jadi deh white creme nya… yeyeyeeeee...

Lanjut buat kulitnya deh… ~^O^~

Bahan untuk buat kulit pancake cukup mudah. Hampir sama dengan membuat kulit risol. Hanya saja tidak menggunakan mentega. Hanya menggunakan 300gr tepung, 1 butir telur, dan air dalam adonan diganti susu cair.  Pada praktek kemarin saya menggunakan 650ml susu cair merek ul*ra. Warning, jika adonan masih menggumpal sebaiknya disaring terlebih dahulu sebelum di cetak dengan teplon. Gunakan juga teplon khusus untuk membuat kulit agar mendapatkan hasil yang maksimal. Terlalu lama memanaskan kulit pankcake tidak baik, karena hasilnya akan kering dan sulit di lipat. ☺

Saat mulai mengisi adonan, dahulukan white creme terlebih dahulu. Jadi daging durian berada diatas whitecreme. Banyaknya kreem dan daging durian bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Melipatnya pun mudah,  tinggal lipat sisi kanan dan kiri berlawanan, lalu ujung-ujungnya dipertemukan jadi satu. Selesai... yey...

Akhirnya jadi deh pancake durian buatan sendiri.. Nyam nyam nyam...

Setengah kilo daging durian bisa jadi  25 pancake loh.. Lumayan kan.. Modal sih gak sampe 100rb udah bisa makan 25 pancake, kalo beli bijian, 1 pancake ukuran normal bisa dihargai 10-12rb... hemat banyak deh... ����☺������

Kumpul Geografi

Selasa, 05 Agustus 2014

Sudah sejak akhir 2011 kami tidak kumpul-kumpul. Selesai masa perkuliahan, kami disibukkan dengan urusan masing-masing. Ada yang kerja, menikah, pergi keluar kota atau sibuk dengan usaha baru. Semua sibuk. Meskipun masih ada yang bisa mencuri temu, tapi sekalipun belum pernah memanjakan diri untuk berkumpul jadi satu semuanya. Hiks..

Momen lebaran tahun ini akhirnya kami bisa kumpul, setidaknya untuk 7 dari 9 orang anggota miaw bisa kumpul-kumpul. Memanjakan diri dalam kebersamaan. Meskipun tidak komplit, tapi setidaknya kebersamaan sudah terasa.

Ada hendi, adang, agung, deni, dwi, mimi, dan aku. Bahkan rasanya belum cukup waktu yang kami habiskan seharian untuk bercengkrama. Hendi, badannya sekarang bertambah gemuk. Pengalamannya pun. Iri setengah mati rasanya. Tapi berbagi pengalaman membuat ku seperti pernah melakukannya. Seperti pengalamannya mendaki gunung Semeru, aku seperti sudah berada dipuncaknya saat dia bercerita. Haha.. Apalagi ditambah deni yang notabene tinggal di Malang selama menyelesaikan studi S2 nya, cerita tentang pendakiannya membuat aku benar-benar ini. Hmmm..

Adang sekarang bekerja sebagai marketing di Perusahaan Properti di Jakarta. Omset penjualannya bahkan bisa mencapai 2 miliar per bulan. Ckckc.. Sudah punya pacar asli Jakarta dan betah berlama-lama tidak pulang ke Lampung.. Hmm.. Gaya tengilnya masih sama, tidak ada yang berubah, tambah religius dan rapih lebihnya..

Dwi sudah jadi wakil kepala sekolah di SMP IT rintisan tempat ia mengajar sejak hampir 2 tahun, kemajuan yang top banget. Perawakannya masih sama, sambut ikal di potong rapih 1 cm, jambang yang di pelihara, dan gaya bicara yang jawa banget. Hanya badan saja yang terlihat lebih gemukan, menandakan bahwa hidupnya sudah lebih baik dan tidak banyak beban.

Agung dan Mimi masih sama seperti hari-hari biasa, pertemuan yang masih intens tidak membuatku mempunyai penilaian lebih terhadap mereka. Mas Agung masih dengan aktivitasnya mengajar di sekolah dan bimbingan belajar sedangkan Mimi lebih memilih untuk tidak jarak jauh lagi dengan suaminya. Mimi memilih untuk resign dan fokus pada program kehamilannya.

Sedang aku... Haha.. Aku memilih untuk berwiraswasta, mencari uang tanpa keluar rumah. Berkutat dengan pita-pita yang alhamdulilah bisa membantuku mendapatkan penghasilan yang lumayan besar.. :-)

Semua dari kami sudah punya pilihan sendiri-sendiri. Sudah bisa menentukan mana yang terbaik, dan mana yang terburuk. Meski begitu, ketika bersama hanya ada tawa yang kami dapatkan.

Meskipun masih rindu, tapi kami harus tetap meneruskan pilihan kami. Menggapai cita-cita bukan perkara mudah, tapi saling suport inilah yang membuat kita kuat. Semoga ketika bertemu lagi nanti, kami masih bisa berpelukan erat, saling menguatkan, dan berbagi kisah yang lebih banyak lagi..

Sayang kalian semua..

Sambil mendengarkan Sahabat Sejati by Sheila On 7
Selasa, 5 Agustus 2014

Tunangan ! Lamaran ! Akad !

Jumat, 01 Agustus 2014

Kemarin, tepatnya empat hari setelah hari raya idul fitri, setelah berpuasa 1 bulan, akak sepupu ku; Winni, tunangan. Pacaran tidak terlalu lama. Tapi keinginan untuk berkeluarga sudah membuncah. :-)  hahaha.. Jadi ingat masa pacaran yang begitu panjang aku lalui (baca: 10 tahun). Yang dihiasi dengan perasaan belum siap menikah yang menerus. *tepokjidat*

Bahagia deh, sepupu cantikku satu lagi sudah menetapkan pilihan hatinya. Oktober nanti giliran sepupu laki-laki ku; akak Dimas. Akhirnya, satu persatu-satu dari kami harus berumah tangga sendiri. Meninggalkan kisah-kisah masa kecil kami yang begitu penuh tawa. Alhamdulilah.

Lebaran kedua kemarin, kakak kedua dari ibu ku buka open house dirumahnya. Keluarga besar ibuku kumpul jadi satu, makan siang bersama. Banyak cerita-cerita masa kecil kami yang masih saja sengaja diumbar untuk menggelitik tawa gembira kami. Contohnya saja cerita baju sobek adikku winda. Waktu itu lebaran, tapi entah tahun kapan, aku bermain dengan sepupu-sepupu seumuranku. Kebersamaan yang hanya satu tahun sekali kami dapatkan. Kebetulan, rumah eyang terletak dibelakang kompleks perumahan, dimana ada sekolah TK di kompleks tersebut. Sebenarnya TK tersebut di kunci gembok oleh penjaganya, tapi ya karena kami masih anak-anak kecil yang nakal, kami nekat bmelompati pagar TK tersebut. Misi berhasil saat kami mencoba masuk. Tapi disaat sedang asik-asik bermain, kami dikejutkan oleh langkah penjaga sekolah tersebut. Malang tak bisa di hindari, karena terkejut kami semua lari pontang panting berusaha keluar dari sekolah itu. Melihat pintu gerbang yang terbuka sedikit, aku lari mendekati dan mencoba menerobos dan berhasil.. Yihaaa.. Naasnya, adikku winda yang juga panik tidak menghiraukan panghilanku untuk juga melewati pintu itu, ia malah mengikuti jejak akak Dimas dengan melompati pagar besi, alhasil karena buru-buru, celana adikku tersangkut di pagar. Untung saja tidak melukai tubuh adikku.. Hahahha

Kalau saja kami ketemu dengan penjaga sekolah yang sudah membuat kami panik itu sekarang, ingin rasanya aku marah-marah karena sudah membuat kami panik dan celana adikku sobek.. Hahaha..

Ups.. Ini kan tadi niatnya mau cerita gimana senangnya sepupu-sepupu ku akan menikah.. *tepokjidat*

Hahaha..
Momen-momen masa kecil kami yang penuh tawa mungkin memang tidak akan pernah terulang lagi, tapi mungkin akan terjadi lagi nanti, dilanjutkan oleh anak-anak kami. :-)

H-3

Jumat, 25 Juli 2014

Seperti sebelumnya, semua masih terasa begitu menyenangkan. Tapi tidak begitu dengan kisah romanpicisan ku. Lagi-lagi jarak menjadi sesuatu yang harus kami perjuangkan bersama. Saling berusaha menjaga amanah rasa yang sudah dititipkan agar selalu saling mendoakan meski dalam doa.

Tinggal 3 hari lagi menjelang lebaran. Alhamdulilah berkat rezeki yang terus mengalir berkat limpahan kemurahan-Nya, toples-toples kue dan permen gula-gula sudah siap ditata dimeja ruang tamu dan keluarga. Bersiap menyambut handai taulan yang hendak bersilahturahim.

Baju lebaran sudah siap. Budged yang ditafsir diawalpun ternyata lebih, alhamdulilah. Masih bisa ditabung dan di investasikan nantinya. Uang THR sudah siap dibagikan. Tidak ada persiapan yang kurang sejauh ini. Hanya tinggal membereskan sedikit debu-debu nakal yang tidak pernah melewatkan barang seharipun untuk menempel erat di keramik-keramik dan bunga porselen ku.

Sebisa mungkin kutahan keinginanku berlebaran dengan men100%kan pendapatanku. Setidaknya masih harus tersisa 60% untuk investasi dan lain-lain. Harus berhemat !! Hidup tidak hanya sampai dihari lebaran kan ???

Berpikir pintar itu perlu, Dear.. :)

-menulis sambil ngantuk berat- ----______----

Gara-gara Pilpres

Sudah bukan waktunya saling melepaskan.

Lebaran !! Yey !! \^^/

Hampir satu bulan rumah kami bercahaya. Semua berpuasa. Menyambut bulan ramadhan dengan penuh gempita. Bahagia. Alhamdulilah masih diberi kesempatan untuk berkumpul di ramadhan tahun ini. Bisa berbuka dan sahur bersama. Hampir semua kegiatan keagamaan seperti sholat, dan tarawih dilakukan bersama. Terlebih karena Ebes sudah memasuki masa persiapan pensiun. Sudah bebas dinas setelah lebih dari 38 tahun mengabdi kepada NKRI dengan prestasi yang sangat memuaskan di TNI-AD.

Tidak ada lagi jadwal merengek adik-adik yang ingin minta diantarkan berlibur untuk berlebaran dekat dengan nenek. Cuti gelombang berapa pun tidak lagi jadi persoalan. Semua bahagia. Semua senang.

Baru tahun ini kami benar-benar bahagia. Bukan tak pernah bahagia, tapi tahun ini yang paling special. Duduk dimeja makan berenam dan menikmati hari-hari Ebes tanpa tekanan dari komando sungguh menyenangkan. Tidak ada lagi siaga satu menjelang pilpres dan setelah pilpres. Tidak ada lagi keluhan karena mendapatkan cuti gelombang tiga yang notabene berlaku 3 hari setelah lebaran.

Sungguh puji syukur yang tidak terkira tahun ini. Begitu banyak yang harus kami sekeluarga syukuri. Bertubi-tubi nikmat itu datang. Aku wisuda, kembar adikku tamat SMA, rezeki berlimpah, quality time family, kembar lulus PTAIN, dan masih banyak lagi. Terimakasih ya Allah.

"Nikmat mana lagi yang hendak kau dustakan"

Semoga kami sekeluarga bisa terus bersyukur kepada-Mu ya Allah. Aamiin.

Metro, 25 Juli 2014

Tersulit

Kamis, 24 Juli 2014

Apapun dalam hidup ini yang benar-benar paling mudah dilewati adalah bernafas. Tak dipungut biaya sedikitpun oleh sang pencipta-Nya, tidak pula dibebani pajak seperti yang kerap kita keluarkan kepada pemerintah yang notabene malah bukan "sang pencipta". :-)

Sedikit ingin curhat malam ini. Ada banyak yang akhirnya diawali dengan jalan yang termudah, tapi diakhiri dengan kesulitan yang begitu melilit hati. Contohnya saja saya. Setelah lulus kuliah dengan begitu susah payah, saya masih harus bersaing dengan penburu kerja yang lain. Saya kira, lulus lama dari perguruan tinggi negeri ternama karena dosen yang terlalu otoriter dan realistis bisa membuat saya langsung diterima kerja begitu saja diperusahaan apa saja yang saya mau. Nyatanya tidak semudah itu.

Kerja. Kerja. Kerja.

Siapa yang tidak mau mendapatkan pekerjaan yang baik, tidak melelahkan, tapi menghasilkan banyak pundi-pundi uang? Semua pasti mau. Termasuk saya. Tapi memperoleh itu tidak bisa semudah mengucapkan kata "ingin" semata.

Pelajaran hidup yang tidak bisa saya persalahkan karena sudah terlalu kejam mengingatkan bahwa selalu ada ujian untuk semua orang, pun saya; yang diawali dengan jalan yang begitu mulus saat memasuki perguruan tinggi negeri, tapi melewati jalan dengan bongkahan batuan gunung saat ingin mengakhirinya. Setelah lepas dari batuan gunung, timbul lagi gurun pasir. Gersang. Jadi pengangguran di title S1 yang padahal sudah dengan terengah-engah melewatinya.

Hidup memang tidak bisa kita atur. Tidak bisa kita stir. Usaha yang maksimal pun belum bisa sempurna tanpa campur tangan-Nya. Hidup memang sudah ada yang mengatur. Jika usaha sudah dirasa maksimal, tinggal kita berserah. Segala keputusan Ia yang membuat, kita sebagai manusia hanya bisa meminta yang terbaik kepada-Nya.

Semoga Allah memberikan yang terbaik dari yang tersulit yang sedang saya hadapi kini. Aamiin ya robbalalaamiin.:-)

Insha Allah Ada Jalan :)

Rabu, 16 Juli 2014
Sore ini adalah saat-saat yang paling ditunggu kedua adik kembarku. Hasil pengumuman SBMPTN yang telah diujikan satu bulan yang lalu keluar sore ini. Aku, ibu bapak, dan ketiga adikku menanti dengan deg-degan. Harapan kedua adik kembarku untuk lulus tes ini sangat besar. Bagaimana tidak, aku dan adik dibawahku; Winda lulus di jalur ini beberapa tahun yang lalu. Mengalahkan ribuan pendaftar lainnya.

Karena ini bulan ramadhan, kami berniat membuka hasil pengumuman setelah berbuka puasa dan sholat magrib, agar tidak lantas mengganggu ibadah ketika hal terburuk yang kami dapati. :)

Dan ternyata, kekecewaan memang yang kami rangkul.Kedua adik kembarku tidak ada yang lulus. Rumah kami hening. Kergambar jelas kekecewaan dimata kedua adik kembarku. Meskipun mereka sebenarnya sudah diterima di IAIN Radin Inten Bandar Lampung, dan IAIN Surakarta tapi tetap saja keinginan yang membuncah untuk kuliah di Universitas Negeri begitu besar. :(

Keluarga kami berduka. Kecewa. Tapi mereka harus tetap kuliah. Tidak lulus SBMPTN bukan berarti lantas mereka tidak melanjutkan kuliah. Orang tua ku mendukung hal itu. Bagi kedua orangtua ku, kekecewaan adalah hal yang manusiawi, tapi selama kita sudah berikhtiar semaksimal mungkin, maka ikhtiar itu tidak akan pernah menjadi sia-sia. Batas kemampuan kedua adikku mungkin tidak bisa dibandingkan dengan aku dan Winda adikku, tapi aku tahu mereka bisa berada diatasku mungkin saat tidak di Universitas Negeri. Allah sudah mengatur yang terbaik untuk adikku, Insha Allah.

Hapus air mata kalian adik-adikku. Ini adalah perjalanan hidup yang harus kalian lalui. Mungkin kalian harus melewati ini dengan linangan air mata dahulu, tapi insha Allah ada jalan terbaik yang sudah dipersiapkan Allah setelah linangan air mata ini, Adikku. *peluk*

Insha Allah kekecewaan ini mampu mendewasakan kalian berdua. Aamiin Allahuma Aamiin.