Jangan Salahkan Hujan !!

Selasa, 31 Januari 2012
Sahabat, apabila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan pada diri kita, rencana kita, acara kita, janganlah kemudian menyalahkan hujan. Menyalahkan hujan sama saja menyalahkan Tuhan. Tiada turun hujan kalau Allah tidak mengijinkan.

Jangan marah bila pakaian basah, sudah tahu mendung mengapa tak juga sedia payung. Jangan pula kesal bila rencana yang telah disusun rapi tiba-tiba batal, sudah tahu musim hujan tapi kemungkinan turun hujan tak ikut diperhitungkan. Jangan mengumpat bila pesta hajatan yang digelar tidak semeriah yang dibayangkan, mengira banyak undangan yang tak datang karena turunnya hujan. Ingat, sesungguhnya Allah lah yang membolak-balikan hati manusia, termasuk para tamu undangan. Apakah mereka akan datang atau tidak, bukan semata karena hujan.

Juga, hanya karena khawatir kendaraan menjadi kotor lalu keluarlah kata-kata kotor. Jangan karena malas mencuci lagi, lalu meluncurlah caci maki sepuas hati. Janganlah kufur nikmat. Kemarin, sebelum hujan turun, setiap hari mengeluh kepanasan, minta hujan segera diturunkan. Tapi sekarang, setelah hujan mulai turun, masih saja mengeluh, kedinginan. Sebenarnya apa sih yang diinginkan?

Hujan datang membawa berkah. Meski sebagian orang merasa ‘dirugikan’, janganlah menyalahkan hujan, lalu menyebut hujan sebagai sumber musibah. Allah Mahaadil. Kalaupun saat hujan para penjual es merasa  dirugikan, tapi di sisi lain para penjual gorengan dan ojek payung menjadi pihak diuntungkan. Semua ada masanya, ada bagiannya. Hidup itu berputar, bergantian. Kemarin panas, sekarang hujan. Begitu, saling bergantian. Terima, nikmati dan tentu saja syukuri anugerah Allah yang satu ini.

Kalau tak ingin menyiksa diri, jangan mengharap teriknya mentari di saat mendung menggantung. Jangan pula membayangkan segarnya es buah, nikmati saja teh manis atau panasnya kopi. Bukankah di saat turun hujan, secangkir teh atau kopi panas lebih pas dinikmati?

Jika saat ini diluar sedang turun hujan, sementara Anda ingin melakukan kegiatan di luar rumah, apa yang Anda pikirkan? Ingatlah, jangan menyalahkan hujan!

Sukses



Orang sukses itu bukan karena tidak pernah jatuh.
Melainkan beberapa kali ia bangkit ketika jatuh. Karena ujung lorong yang ada disana tidak akan pernah kita tahu sebelum kita berada didalamnya.

Butuh Keduanya


Bila kegagalan itu bagai hujan, 
dan keberhasilan bagaikan matahari, 
maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.

Aku Lah HUJAN Itu

Senin, 30 Januari 2012

Aku lah hujan yang semalam yg menghantar rindu. Yang tergesa berlalu. Agar kau tak banyak tahu, bahwa rindu itu dariku. Hujan yang selalu mencintaimu. 
Tertanda, HUJAN.

Dear HUJAN


Tunaikanlah janjimu. Sementara aku menunggumu. Menunggu hingga kau tak lagi menjadi kebalikan seperti proses yang terus menerus menentangmu. Menjadi hujan, lalu jadi awan. Jadilah hujan yang menerus. Menemani tidurku, hingga nanti aku bebas memeluk mu dalam lelap. :) 
#DearHujan

H U J A N

Rabu, 04 Januari 2012



Mungkin sekarang memang sudah waktunya berganti musim,
Hari mulai hujan terus,
Didahului dengan langit hitam kelam.
Ada sedikit rasa takut dalam diriku.

Sendiri…
Kesepian…
Kemudian turunlah hujan,
Manusia dengan sejuta kegagahannya,
Menjadi tidak berarti apa-apa disaat hujan,
Hanya bisa diam,
Mungkin merenung.
Banyak memori yang tiba-tiba keluar,
Berloncatan disaat hujan,
Sejuta kenangan yang tanpa permisi
Memenuhi seluruh isi Kepala.
Perasaan-perasaan yang hanya di dapat
Pada saat hujan turun.

Hujan deras,
Ada yang memilih mencermati,
Mengagumi, membiarkan diri
Beristirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia.
Ada juga yang marah karena aktivitasnya terhenti.
Terputus dari sesuatu yang disebut dengan peradaban,

Sebagian merasa takut,
Merasa hujan seperti badai yang menghampiri
Seluruh hidupnya.
Kadang seseorang merasakan ketiganya…

Tetapi Sore ini,
Entah mengapa hujan menjadi punya makna,
Selalu ada pelangi setelah hujan,
Awan selalu kembali cerah,
Anak kecil, tukang jualan, hingga para
Pekerja kembali memenuhi jalanan.

Hujan ternyata bukan untuk selamanya,
Kadang memang panjang,
Kadang teramat panjang.
Tapi semua itu kembali normal,
Masih ada kehidupan setelah hujan…

Masalah itu ibarat hujan,
Betapa pun berat,
Betapa pun sakit,
Menyesakan,
Membuat mual dan ingin muntah.

Suatu hari…
Pasti akan berakhir
Bersabar, menunggu, mungkin merenung.
Sambil menanti hujan usai
Tidak perlu menembus derasnya hujan,
Membiarkan diri bertambah sakit
Atau basah kuyup.
Sedikit lagi….
Matahari akan kembali bersinar.
Sedikit lagi…
Keceriaan akan kembali mengisi hari.
Sedikit lagi…