Hujan (lagi)

Kamis, 01 Desember 2011



“Hujan, hujan…” Seorang laki-laki yang sedang menjajakan makanan tiba-tiba berteriak sambil mengemasi dagangannya kemudian lari pontang panting mencari tempat berlindung yang tidak jauh dari tempatnya berjualan, sambil terus mengumpat dan menggerutu tidak karuan.

Spontan saja pemandangan yang dari tadi Saya amati dari teras rumah ini mengundang perhatian Saya.

Ternyata, tidak semua orang menyukai hujan. Disaat Saya sedang mensyukuri nikmat yang begitu besar yang sedang semesta berikan. Ternyata masih ada saja orang belum bisa mensyukuri nikmat yang semesta berikan ini. Sungguh membuat hati Saya sedih.

Hujan hari ini memang sangat deras. Tiap tetesnya menimbulkan gemercik alunan nada yang khas dan wangian tanah kesukaan ku. Menyenangkan. Menghantarkan kehangatan yang membahagiakan. Karena dengan hujan kami semua bisa berkumpul. Berbincang tentang semua hal yang kami lewati hari ini, ditemani secangkir besar teh hangat dan sekotak roti kaleng kebahagiaan.

Hujan kali ini lama. Lama sekali. Mungkin sangking lamanya, lelaki penjaja makanan yang dari tadi sudah terus-terusan mengumpat, sudah kedinginan termakan umpatannya sendiri. ^_^

Hujan kali ini lama. Lama sekali. Membuat suasana akrab semakin mengangat di ruang keluarga kami. Menghantarkan kami pada sebuah tawa kebahagiaan.

Sudah satu jam lebih semesta terus menerus mengungkapakan kerinduannya pada tanah. Pada bumi tempat Saya menjalani sisa hidup. Tapi tetap menyenangkan. Menyenangkan sekali.

Berharap hujan terus menerus adalah hal mustahil yang akan semesta berikan pada Saya. Tapi berharap hujan terus menhangatkan rumah kami, bukanlah suatu yang mustahil.

Semoga semesta tidak pernah bosan mengahangatkan rumah kami. Dengan suara gemercik dan wewangian tanah kesukaan Saya.

Terus hujani Saya dengan kehangatan yang membahagiakan… ^_^

Bandar Lampung, 01 Desember 2011
Pristia_KW25
Mendengarkan : Mesin Penenun Hujan - Frau