Introsfeksi Diri

Rabu, 15 April 2015
Sudah lama saya tidak merasa benci terhadap seseorang. Apalagi pada seorang pria. Tapi saat ini, untuk entah yang keberapa kalinya saya mengucap "I hate you. I hate you so much."
Kamu tahu apa yang saya khawatirkan ketika marah? Saya kerap asal saja mengucap hal yang buruk. Harapan-harapan buruk. Yang apabila marah saya sudah mereda, maka sayapun akan menyesalinya. :(
Sahabat saya bilang, come on Tya its not you, mad about something that doesn't important. Teman saya yang lain bilang, its not you tya, why you thinking about someone whos never give you anything.
And then I realize..
Tidak ada yang akan berubah seberapa besar pun saya kesal pada pria ini. :(
Sekarang saya sudah baikan. Saya sanggup berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosanya karena telah menyakiti saya, bahkan tanpa dia sadari. Ini bukan salahnya. Ini salah saya yang memberinya kesempatan. Kesempatan untuk menyentuh dan menyakiti hati saya.
Allah tidak suka karena saya mulai berharap kepada yang selain Dia. Dia menegur saya melalui kekecewaan.
Untuk itu, saya telah banyak berpikir..
Bila kita sedang merasa kecewa terhadap seseorang, ada baiknya kita introspeksi diri sendiri terlebih dahulu.
Apa benar kekecewaan kali ini adalah benar kesalahan orang lain?
Apa benar kamu tidak andil pada kesakitanmu yang kali ini?
Apa benar itu terjadi karena Allah tidak sayang padamu?
Atau ini terjadi karena kamu yang tidak sayang pada dirimu sendiri?
^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Hujani Komentar Please