Tersulit

Kamis, 24 Juli 2014

Apapun dalam hidup ini yang benar-benar paling mudah dilewati adalah bernafas. Tak dipungut biaya sedikitpun oleh sang pencipta-Nya, tidak pula dibebani pajak seperti yang kerap kita keluarkan kepada pemerintah yang notabene malah bukan "sang pencipta". :-)

Sedikit ingin curhat malam ini. Ada banyak yang akhirnya diawali dengan jalan yang termudah, tapi diakhiri dengan kesulitan yang begitu melilit hati. Contohnya saja saya. Setelah lulus kuliah dengan begitu susah payah, saya masih harus bersaing dengan penburu kerja yang lain. Saya kira, lulus lama dari perguruan tinggi negeri ternama karena dosen yang terlalu otoriter dan realistis bisa membuat saya langsung diterima kerja begitu saja diperusahaan apa saja yang saya mau. Nyatanya tidak semudah itu.

Kerja. Kerja. Kerja.

Siapa yang tidak mau mendapatkan pekerjaan yang baik, tidak melelahkan, tapi menghasilkan banyak pundi-pundi uang? Semua pasti mau. Termasuk saya. Tapi memperoleh itu tidak bisa semudah mengucapkan kata "ingin" semata.

Pelajaran hidup yang tidak bisa saya persalahkan karena sudah terlalu kejam mengingatkan bahwa selalu ada ujian untuk semua orang, pun saya; yang diawali dengan jalan yang begitu mulus saat memasuki perguruan tinggi negeri, tapi melewati jalan dengan bongkahan batuan gunung saat ingin mengakhirinya. Setelah lepas dari batuan gunung, timbul lagi gurun pasir. Gersang. Jadi pengangguran di title S1 yang padahal sudah dengan terengah-engah melewatinya.

Hidup memang tidak bisa kita atur. Tidak bisa kita stir. Usaha yang maksimal pun belum bisa sempurna tanpa campur tangan-Nya. Hidup memang sudah ada yang mengatur. Jika usaha sudah dirasa maksimal, tinggal kita berserah. Segala keputusan Ia yang membuat, kita sebagai manusia hanya bisa meminta yang terbaik kepada-Nya.

Semoga Allah memberikan yang terbaik dari yang tersulit yang sedang saya hadapi kini. Aamiin ya robbalalaamiin.:-)

0 komentar:

Posting Komentar

Hujani Komentar Please