Ini Tentang Sebuah Kehilangan

Kamis, 24 November 2011


Ini adalah tentang sebuah kehilangan..

Tentang sebuah kehilangan. Saya tegaskan sekali lagi. Kehilangan !

Kali ini Saya sedang bosan membahas cinta-cintaan. Jadi sudah pasti, kehilangan yang Saya maksud disini bukan sebuah kehilangan orang yang “cinta” dan “mencintai” Saya. Ini adalah sepenggal perasaan tentang kehilangan seorang SAHABAT ! 

Sebetulnya tidak hanya kali ini saya kehilangan sahabat dan membuat Saya meraung raung atas kehilangan itu (baca: lebay). Tapi dari sekian banyak kehilangan yang Saya rasakan, ini kali pertama hal tersedih yang Saya rasakan. Kehilangan orang yang sama-sama berjuang dari nol bersama Saya. Banyak hal yang sudah kami rasakan bersama, suka, duka, tawa, tangis, bahkan bertengkar sekalipun. 

Saya mengenalnya saat Saya belum mengenal siapa pun (baca: Bandar Lampung). Terlalu panjang rasanya untuk Saya ceritakan perjalanan panjang yang berujung pada kehilangan ini. Tapi, yang pasti kehilangan ini mampu membuatku sesak dan sulit untuk bernafas.

Mungkin, jika kehilangan ini hanya berujung pada suatu kehilangan yang tidak terlalu jauh, cukup terpisah tempat dan masih bisa bertemu sewaktu waktu. Kehilangan ini tentu tak menghabiskan banyak tissue dan air mata Saya. Tapi ini berbeda. Berbeda. Kami akan berpisah jauh dan dalam waktu yang lama. Sebenarnya Saya menulis ini dengan perasaan ragu. Saya tidak ingin dianggap memberatkan langkah sahabat Saya. Saya juga tidak iri dengan prestasi yang dia raih. Karena dia memang pantas mendapatkannya. Dan Saya bangga. 

Jika boleh marah, tentu pertama Saya akan marah pada panitia SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terdalam, dan Terluar) yang sudah membawa jauh sahabat Saya. Tapi Saya juga akan sangat berterimakasih kepada panitia SM3T. Kok bisa? Jelas saja bisa. Karena dengan program pemerintah ini Saya tahu bahwa Sahabat baik saya mampu untuk mendidik dan diakui kualitas keilmuannya. Saya senang sahabat Saya sukses. Saya bangga malah. Jadi kenapa menangis? Jelas saja. Karena Saya pasti tidak akan pernah mendapatkan sahabat sebaik dia lagi. Sahabat yang rela melakukan apa saja demi sahabatnya.  

Tapi untuk kali ini, meskipun sudah yang kesekian kali. Rasa kehilangan ini akan tetap lebih besar dari kehilangan leptop dan flasdisk yang berisi skripsi Saya (baca: flasback). Meskipun kali ini, Saya ikhlas untuk kehilangan. 

Selamat jalan sahabat. Doaku iringi kesuksesan mu. Semoga nanti saat kita bertemu, kau bisa memberiku rasa bangga yang lebih besar, lebih dari saat ini. 

Satu hal yang pasti, kehilangan ini mampu mengajarkan Saya bagaimana cara untuk melepaskan. Untuk tidak menyesali mereka yang telah menghampiri hidup Saya, memberi arti, lalu pergi.

Terimakasih untuk semua hal yang telah kita lakukan bersama. Selamat berjuang. 

Bandar Lampung, 24 Nov 2011 
Pristia_KW25  
Mendengarkan : Salahku, sahabatku - Frau