MEDIA SOSIAL

Rabu, 15 Agustus 2018

Saat ini, kalau bicara media sosial pasti sorotan langsung zoom out ke topik; anak-anak zaman now, narsisme emak-emak yang baru melek medsos, dan berita hoax yang kian merajalela.

Sedikit flasback..
Dulu SAYA pertama kenal media sosial itu "friendster" sekitar akhir tahun 2007, tahun-tahun awal masuk kuliah. Punya akun dengan nama alias or fake akun. Karena zaman dulu nih,  sepertinya memakai nama alias sedang menjadi trend nya sendiri.

Happy dengan friendster berlangsung hanya sekitar 1 tahun, sebab akhir 2008 nama "facebook" mulai menari-nari mengajak register..  Hihi.. Dan ternyata aplikasi ini cukup menjanjikan, bahkan menenggelamkan saya dalam lingkungan sosial yang lebih luas lagi. Dibeberapa tahun awal itu, memiliki teman di medsos tidak sulit. Semua orang ramah. Semua orang saling berinteraksi dan menggunakan FB dengan bijak karena konten-kontennya memang masih terbatas.

Hiporia berfesbuk ini hampir 2 tahun bertahan di saya.  Di saya loh!! Pernah melewati moment dimana gila-gilanya update status (5 kali sehari),  dan upload album foto hingga ratusan. Kalau diingat saya suka malu sendiri, saya pernah melewati fase "alay" juga ternyata. Hehe..

Akhir 2010 saya mulai asik dengan twitter dan blogger. Tapi fesbuk tidak serta merta nonaktif. Saya masih menggunakan fesbuk,  meski sudah mulai beranjak menjadi pengguna pasif.

2011 & 2012 adalah masa saya benar-benar menjauh dari fesbuk. Bisa dihitung beberapa kali berinteraksi dalam seminggu. Dari yang dulunya bisa menghabiskan sepanjang hari depan komputer warnet untuk fesbukan.

Di twitter saya bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai tempat dengan hobi yang sama; menulis. Membuat prosa. Hingga akhirnya roh naga penulis dalam diri saya bangkit. Saya ikut dalam berprosa, dan mulai membenamkan diri dalam cerpen dan novel. Saat itu tempat yang tepat untuk memposting karya saya yang masih malu-maluin ini adalah blogger pribadi dan situs kemudian.com. Bila blogger kebanyakan hanya untuk konsumsi terbatas.  Maka kemudian.com adalah tempat yang memberi ruang lebih luas kepada penulis amatiran seperti saya ini. Disana,  setiap karya diapresiasi. Yang masih kurang baik, maka akan ada yang mengoreksi. Memperbaiki. Dan yang sudah layak dibaca akan mendapat point apresiasi yang bisa bikin sedikit bangga..  Hehe..

Akhir tahun 2012 hingga akhir 2013, saya mulai benar2 menghindari media sosial. Seperti sudah merasa bosan tenggelam di dalam sana. Hanya sesekali menengok, membuat status,  mengupload foto, komen sana komen sini. narsis sana sini. Memulai hibernasi.

Awal tahun 2014 masa pendekatan dengan instagram, line, whatsapp, wechat, bbm, dan beberapa yang mungkin saya lupa. Meski masih ogah-ogahan karena konten masih itu-itu saja; upload, like, chating, dan komen.

Dan sejak 2015 hingga saat ini, saya setia hanya dengan beberapa aplikasi saja seperti facebook, instagram, bbm, whatsapp, dan google mail. Heheh.. Masih bisa dihitung dengan sepuluh jari sepertinya.. Hehe..

Media sosial seperti tiada hentinya silih berganti saya gunakan. Ada yang terus bertahan. Ada juga yang kemudian tidak lagi saya gunakan.

Semakin kesini, saya jadi semakin bijak memilih aplikasi media sosial yang digunakan.

Saya mungkin masih terlihat aktif di facebook. Sering upload foto-foto terbaru. Nyatanya saya hanya upload di instagram. Facebook aktif membalas komentar dan sesekali menyukai postingan orang saja. Saya berubah menjadi pengguna pasif di fesbuk. Saya sampai pernah dikirimi surat cinta oleh om Mark karena sudah terlalu lama tidak menulis atau membuat status di facebook loh.. Wkwkw.. 😝

Maaf jika tulisan saya membuat beberapa oknum merasa tersakiti hatinya.. Hihi.. Ini BUKAN karena saya sombong karena kenal duluan sama facebook atau seolah-olah tidak butuh facebook. BUKAN. Tolong garis bawahi ya.

Saya mungkin sekarang pengguna yang agak pasif di media sosial. Tapi itu tidak mengurangi rasa terimakasih saya kepada media sosial terlagi facebook, yang sudah 10 tahun menemani saya. Sebab dari sanalah informasi yang banyak bermanfaat bisa saya dapat terlepas dari banyaknya berita-berita hoax yang banyak beredar.

Semoga kelak saya bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana lagi dalam menggunakan media sosial, yang mampu memilih dan memilah informasi-informasi yang bijak pula.

By. Older users of social media; Pristia.

0 komentar:

Posting Komentar

Hujani Komentar Please